UmrahMAQ
adalah kegiatan Mental Tauhid Trainning MTI yang diselenggarkan menyertai
ibadah umrah ke tanah suci. Dalam ibadah umrah ersebut terselip di dalamnya
kegiatan yang bernuansakan out bond. Azzam alfaqir, segenap shantri, jamaah, keluarga,
dan siapa pun yang berkolega dan menjadi keluarga MTI (Ma’had TeeBee Indonesia ) memiliki
kualitas tauhid yang kuat lagi mapan. Apakah itu tauhid uluhiah maupun tauhid
rububiah.
Dapat
disaksikan bersama. Betapa hancurnya apabila seseorang hidup tanpa tauhid. Tauhid
is everything. Tidak, certivicate is everything. Hancur semua
jadinya. Perhatikan, bagaimana hinanya pendidikan kita. Termasuk perilaku
keberagamaan dan keagamaan bangsa Indonesia . Yang mayoritas
penduduknya beragama Islam.
MTI
sebagai lembaga pendidikan non-profit. Alias sosial murni. Memposisikan diri
sebagai “agen perubahan” yang hendak melahirkan kader-kader tauhid. Sehingga
terbangun secara kultural sebuah jejaring sosial masyarakat tauhid.
Sangat
memprihatinkan kan ?!
Jika ibadah hajinya berkali-kali. Ibadah umrahnya berkali-kali. Membaca huruf
al-qur`an juga tetap tidak mampu. Shalatnya masih gali lobang tutup lobang.
Pelitnya minta ampun. Sombongnya setengah mati. Menuntut ilmu di majelis ta’lim
malas sekali. Nah…orang-orang seperti itu tidak menjadi modal sosial (social
capital) yang produktif buat bangsa Indonesia . Bagi
umat Islam sendiri. Mereka juga tidak produktif. Ada dan tidak adanya mereka menjadi tidak
penting lagi. Padahal dibuang sayang kan ?!
Alhamdulillah. Dengan menyelenggarakan UmrahMAQ. Para jamaah dan pesertanya mampu meningkatkan
kualitas: Iman, Takwa, dan Qurbah di sisiNYA. Alam bawah sadar (albasa)
mereka mengalami perubahan cara berpikir. Sehingga berubah pula pemahaman dan
perilakunya. Diakui
atau tidak mereka menemukan sesuatu yang baru. Tidak konvensional. Juga, tidak
kolot. Dan, jauh dari hingar-bingar modernitas.
Desain
hubungan “guru-murid” inilah yang menjadikan silaturahmi. Yang hingga detik ini
terus berjalan. Sekalipun ada pasang-surutnya. Namun kemanfaatan yang terjadi
jauh lebih banyak, insya Allah.
Grand
desain dari kegiatan UmrahMAQ. Yaitu, jama’ah atau peserta menjadi tidak
berkeluh-kesah (ora ngresulo). Dia diupayakan untuk menjadi dirinya
sendiri, lagi berkemandirian.
Apa
pun bentuknya berkeluh-kesah, membebek (membeo), dan tergantung pada manusia;
adalah merusak keimanan. Merusak mental tauhid.
Keyakinan
yang alfaqir ajarkan, “Pantang untuk meminta kepada manusia. Meminta hanya
kepadaNYA.”
Ini
wujud jawaban dari kenyataan sosial. Yang mana masyarakat Islam Indonesia masih
banyak yang berperilaku dan bermental mistik. Tanpa dibarengi ilmu pengetahuan.
Sesuatu yang diyakini langsung ditelan mentah-mentah. Akibatnya, mereka banyak
yang lupa diri. Mengapa mereka lupa diri. Dikarenakan mereka lupa dengan Allah
ta’ala. Mereka lebih gandrung dengan dengan mistik akal, mistik hawa nafsu, dan
misik alam ghaib.
Fenomena
sosial yang tampak nyata. Perpustakaan menjadi sepi pengunjung. Membaca tidak
lagi menjadi hobby. Sehingga tidak ada bedanya. Apakah dia shalat atau tidak
shalat. Pernah haji atau belum. Pernah umrah atau belum.
Sekali
lagi dengan UmrahMAQ. Azzam alfaqir jama’ah dan peserta yang mengikutinya
menjadi lebih kokoh kuat akidah islamiahnya. Disebabkan, mereka memiliki
Kecerdasan Motivasi dan Kecerdasan Menghadapi Tantangan (MAQ). Yang istilah
Inggrisnya “Motivation and Adversity Quotient”.
Itulah
sebabnya, para jama’ah dan peserta setelah mengikuti UmrahMAQ diarahkan untuk
dapat dengan istiqamah dan mudawwamah mengikuti beberapa program di MTI.
Tujuannya,
tidak lain adalah menjaga nilai-nilai bagus yang sudah di dapat selama ibadah
umrah. Sehingga dapat dikembangkan menjadi investasi akhirat yang
membahagiakan. Dengan tetap membangun kehidupan dunia yang: Sehat; Sejahtera;
dan Bahagia (SSB). Insya Allah.
Titik
tekan dalam manasik dan dalam pelaksanaan umrah. Fokus pada
penyadaran-penyadaran pentingnya seorang hamba Allah untuk tidak berkeluh-kesah
(ngresulo). Yakin dengan seyakin-yakinnya. Bahwa, Allah ta’ala yang
mampu menyelesaikan setiap persoalan yang datang menghampiri dirinya. Disamping
terus berpikir positif dengan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan sesama
makhluk. Sadar benar jika hidup di dunia selalu dibarengi dengan ujian demi
ujian. Ujian yang dapat menjadikan seorang hamba mendapatkan cinta dan ridlaNYA.
Maka,
selama perjalanan ibadah umrah. Jama’ah dan peserta ditanamkan keyakinan, agar
komitmen dan disiplin dalam: Menomor-satukan Allah; Jujur; dan Ikhlas (Triangel
Force). Hanya dengan Segitiga Kekuatan (Triangel Force) seseorang,
tak terkecuali, para jama’ah dan peserta UmrahMAQ dapat mengamalkan Prinsip
Trianggulasi (Meng-Allah-kan Allah/Teologis; Me-manusia-kan Manusia/Humanis;
Meng-alam-kan Alam/Ekologis, red).
Adapun
mengenai detailnya UmrahMAQ? Silahkan bergabung dengan kami. Semoga Allah
ta’ala mengabulkan azzam kita guna menjadi mukmin sejati. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar