Minggu, 15 Mei 2011

Ancaman NII Bukan Isapan Jempol

Kegiatan kelompok yang menamakan diri sebagai Negara Islam Indonesia (NII) saat ini sudah meresahkan masyarakat. Banyak masyarakat yang kehilangan keluarganya gara-gara pengaruh NII. Bahkan ada yang menjadi lupa pada keluarganya setelah dicuci otaknya oleh NII dan hijrah keluar dari warga negara RI ke NII. Kegiatan NII tersebut memang ada dan nyata, sudah banyak korban di masyarakat. "

Dalam tiga tahun terakhir, beberapa pengadilan negeri di berbagai daerah di Jawa Barat memvonis 17 orang yang terkait dengan gerakan NII Komenden Wilayah (KW) VIII. Mereka diputus pengadilan dalam berbagai perkara, misalnya, makar, penipuan dan penculikan.

Mantan Kapolda Jawa Barat Komjen Pol Susno Duadji mengatakan ancaman Negara Islam Indonesia (NII) bukanlah isapan jempol belaka. Dengan berbagai modus penipuan, NII sering memanfaatkan anggotanya. Pemerintah diminta untuk tidak lengah dengan bahaya NII. Kalau pemerintah lengah mereka akan semakin berkembang dan tidak menutup kemungkinan akan membahayakan keselamatan bangsa dan NKRI. Solusinya harus ditangani secara utuh oleh semua aparat yang terkait, bukan oleh aparat keamanan saja. Ancaman NII ini suatu saat bisa membesar dan akhirnya menjadi kekuatan separatis jika tidak diredam. Padahal sudah jelas, tindakan mendirikan negara di atas negara adalah perbuatan kriminal. NII memiliki garis koordinasi yang mirip negara. Struktur organisasi NII tak jauh berbeda dengan struktur organisasi pemerintah. Mulai dari kepala desa sampai level kepala negara, ada juga menteri, dan pejabat lainya.

Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan NII menyebarkan ajarannya dan mencuci otak anak-anak muda untuk melakukan hal yang dianggap berlawanan dengan ajaran mereka. Biasanya memang mereka masuk ke kampus-kampus dan mempengaruhi para mahasiswa yang notabene merupakan kaum intelektual. Kepolisian berkoordinasi dengan sejumlah perguruan tinggi untuk mencegah penyebaran NII ini. Saat ini polisi terus berupaya untuk mengungkap jaringan yang berpotensi menjadi kelompok radikal ini. Kami sudah melakukan koordinasi dengan Polda dan Polres agar dapat memotong penyebaran gerakan ini.

Rektor Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, Msc mengatakan akan mensterilkan tempat kost mahasiswa dari gerakan Islam radikal. Seluruh kegiatan ekstra kurikuler kampus juga diawasi untuk mencegah masuknya faham NII. Aturan tinggal di asrama bagi mahasiswa baru IPB tak bisa ditawar lagi. Mereka akan diawasi petugas kampus, termasuk aktivitas organisasi di luar kampus.

Menteri Pendidikan Nasional M. Nuh mengatakan sekolah-sekolah harus menggiatkan kegiatan para siswanya untuk mencegah terjerumusnya para siswa kepada ajaran Negara Islam Indonesia (NII) yang kini menjadi sorotan karena dianggap terkait tindakan terorisme. Harus diaktifkan lembaga kegiatan keagamaan ataupun keilmuan karena di situlah ada ranah kosong, sehingga dimasuki 'penghuni liar' seperti NII. Karena itu, semuanya harus diawasi.

Ketua Forum Ulama Umat Islam Indonesia (FUUI) Athian Ali mengatakan ratusan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Bandung dan sekitarnya saat ini disinyalir telah berkomunikasi aktif dengan kelompok yang mengatasnamakan Negara Islam Indonesia (NII) KW-IX. Bahkan sebagian di antara mereka telah terpengaruh faham yang menyesatkan itu. Tidak heran jika tahun 2010 lebih dari 3.000 orang berhasil dipengaruhi kelompok tersebut melalui aksi cuci otak. Dari jumlah itu, 250 di antaranya mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Disusul Universitas Padjadjaran (Unpad) 200 oang. Dan sisanya dari perguruan tinggi lain. Perguruan tinggi yang menjadi target NII KW-IX sekarang ini masih seperti tahun-tahun sebelumnya seperti ITB, Unpad, STT Telkom, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas Islam Bandung (Unisba), serta yang lainnya.

Menghimbau seluruh masyarakat, terutama orang tua, untuk mengawasi kegiatan anak-anaknya agar jangan sampai terjerumus masuk NII. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar